JAWASPORT.COM – Menjadi pelatih klub besar harus banyak bersabar menghadapi beragam tantangan. Harus siap dipuji dan wajib tahan diri saat dicaci. Menang adalah garansi untuk disanjung. Sedangkan kalah menjadi sarana untuk dicaci maki.
Maka jangan heran bila klub besar suka gonta ganti pelatih. Mereka tak masalah untuk membayar pesangon, karena memang cukup uang untuk itu. Makanya pada saat pelatih menerima pinangan klub besar, mereka sadar bakal ditentang pada waktunya.
Pelatih dipecat memang sudah lumrah dalam sepakbola. Sebagai contoh, pelatih sekelas Jose Mourinho saja sering dipecat. Ini memang sudah menjadi tradisi dalam sepakbola yang kompetitif. Mereka pun sudah siap diri dan mental untuk tibanya waktu pemecatan. Prahara baru kini dikabarkan sedang terjadi di klub besar Juventus.
(BACA JUGA: Kala Juventus Favoritkan Klub Lain Juara Liga Champions)
Konflik internal sedang mendera klub raksasa Serie A Italia, Juventus. Kali ini bukan permasalahan pemain yang biasanya memang lebih mendominasi persoalan dalam sebuah klub. Tapi ini menyangkut dengan manuver Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri yang membuat petinggi klub tersebut murka.
Media Italia, www.calciomercato.it mengabarkan telah terjadi keretakan antara Allegri dengan petinggi Juventus. Perselisihan muncul setelah diduga adanya pertemuan antara CEO Inter Milan, Giuseppem Marotta, dengan Massimiliano Allegri pada pekan lalu.
Pertemuan antara Allegri dengan eks CEO Juventus itu dikabarkan membuat Presiden Juventus, Andrea Agnelli, naik pitam. Akibatnya, muncul kabar bahwa Allegri akan dipecat sebelum laga leg kedua 16 besar Liga Champions kontra Atletico Madrid di Allianz Stadium, Rabu (13/3/2019). Juventus dikabarkan akan mempertimbangkan Antonio Conte, Zinedine Zidane, atau Pep Guardiola untuk menggantikan Allegri, untuk membawa Juventus melangkah lebih jauh di Liga Champions.
Tapi dalam pernyataannya jelang pertandingan melawan Udinese di Liga Italia, Allegri membantah kabar tersebut. Pelatih yang pernah membawa AC Milan meraih scudetto itu menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden Agnelli masih harmonis. “Semua yang diberitakan soal saya akhir-akhir ini adalah bohong. [Bahkan] kami sudah sepakat akan membicarakan soal perpanjangan kontrak pada akhir musim ini,” ujar Allegri kepada media Italia lainnya www.football-italia.net.
(BACA JUGA: Juventus Beruntung Miliki Cristiano Ronaldo)
Manuver Allegri ini sepertinya atas kesadaran sendiri setelah Juventus dipermalukan tuan rumah Atletico Madrid dengan skor 0-2 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Karena Allegri sadar nasibnya bakal kena ‘PHK’ bila gagal membalikkan keadaan di leg kedua babak 16 besar saat menjamu Atletico Madrid, Rabu (13/3/2019).
Tekanan ini membuat Allegri khawatir nasibnya bakal dipecat setelah tersingkir. Karena untuk menang 3-0 sebagai syarat lolos ke perempat final bukanlah perkara mudah melawan tim sekelas Atletico Madrid. Apalagi, bermain di hadapan pendukungnya bakal membuat banyak yang murka termasuk suporter Juventus bila benar-benar tersingkir.
Allegri pun menyadari bahwa masa depannya di Juventus sudah berakhir dan tinggal menunggu waktu pemecatan. Waktu yang tepat adalah bila resmi tersingkir dari Liga Champions. Bayang-bayang tersingkir memang sudah dirasakannya Allegri sebagai naluri seorang pelatih. Meskipun ada 90 menit yang bisa membuat siapapun bisa jadi pemilik tiket lolos. Tapi polemik ini bakal membuat internal klub Si Nyonya Tua tak kondusif dan sangat merugikan jelang partai penting untuk merebut tiket lolos.
(BACA JUGA: Eusebio Dipecat, AS Roma Bidik Claudio Ranieri)
Diharapkan kemenangan Juventus atas Udinese dengan skor 4-1 bisa meredakan ketegangan petinggi klub dengan klub. Empat gol Juventus dicetak oleh Moise Kean pada menit 11, 39, penalti Emre Can pada menit 67, dan Blaise Matuidi pada menit 71. Udinese hanya mampu mencetak gol hiburan lewat hentakan Kevin Lasagna pada menit 84.
Kemenangan ini menjadi pembuktian kesetiaan Allegri untuk Juventus. Apalagi, Juventus berada di jalur scudetto lagi musim ini dengan raihan 75 poin dari 27 laga. Pesaing terdekatnya, Napoli terlalu jauh dengan mengantongi 56 poin dari 26 pertandingan. Tapi untuk tim sekelas Juventus tentu saja tak puas dengan langgan gelar juara domestik, karena mereka sangat merindukan trofi level Eropa. Semoga saja tuan Allegri tak mengkhianati Juventus.(*)
Source Photo: 1